Kerajaan Gowa adalah salah satu kerajaan yang terletak di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Dahulu di Gowa terdapat sembilan daerah kampung yang disebut Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa.
Pohon tal yang menggambarkan Bate Salapang
Pemimpin pertama di Kerajaan Gowa adalah seorang ratu bernama Tumanurung. Hasil perkawinan antara Putri Ratu Tumanurung dengan Karaeng
Bayo telah membuahkan seorang putra bernama Tumasalangga Baraya (ng). Nama
Tumassalangga Baraya yang diberikan pada putranya ini karena sesuai dengan
kondisi bandannya. Bahunya tidak rata, yakni yang satu diatas dan yang satu
lagi dibawah. Telinganya yang sebelah berbenjol sedang yang sebelah lagi
berbentuk lebar, telapak kakinya salama panjang kemuka dan kebelakang, pusarnya
besar seperti bakul Raja (bakuk Karaeng).
Mengapa
anaknya Tumassalangga Baraya memiliki badan seperti itu. Ternyata, beberapa
anggota badannya punya keistimewaan. Bahunya miring, telinganya seperti bukit
yang melambai-lambai, rambut yang putus di Jawa dapat didengarnya, Kerbau putih
mati di Selayar dapat tercium olehnya, Burung Merpati yang ada di Bantaeng
dapat dilihatnya; pandai menikam. Siapa yang menyembah kepadanya bertahil-tahil
emasnya (akan jadi kaya), siapa yang menyembah, dia akan dimohonkan berkat
keselamatan; siapa yang menyembah dia akan menjadi rakyatnya.
Setelah
Tumassalangga Baraya dewasa, maka pada suatu hari Putri Ratu Tu Manurunga
membelah dua tokoh Kerajaan yang ada padanya. Yang sebelah disimpan untuk
putranya dan sebelah lainnya untuk dirinya sendiri. Sesudah itu, Baginda
kemudian masuk ke dalam biliknya dan di sanalah Baginda mairat atau raib ke
Negeri Kayangan.
Adapun
belahan dokoh Kerajaan yang tersimpan untuk Tumassalangga Baraya dinamai
“Tunisamanga“. Karaeng Bayo dan Lakipadada yang masing-masing dalam keadaan
mairat dengan meninggalkan Klewannya masing-masing diperuntukkan untuk
Tumassalangga Baraya.
Tanru
Ballanga, Sudanga dan Tunisamanga adalah menjadi milik Kalompoang (kebesaran
dari Kerajaan Gowa) sejakzaman purba hingga zaman sekarang masih tersimpan di
Museum Balla Lompoa.
Raja
Gowa Tumassalangga Baraya ini tidak diketahui siapa istrinya. Namun berdasarkan
silsilah Raja-raja Gowa dapat diketahui bahwa Tumassalangga Baraya memiliki
seorang anak bernama I Puang Loe Lembang yang kelak menggantikannya sebagai
Raja Gowa ketiga.
Tumassalangga
Baraya yang memerintah pada tahun 1345-1370. Hingga akhir masa jabatannya,
dikabarkan Tumassalangga Baraya berangkat menuju ke utara di sebelah Bukit
yangada di perkampungan Jongoa (mungkin Jonggo). Setelah duduk di bukit itu,
terdengarlah suara halilintar dan hujan turun di hari panas terik. Bersamaan
dengan itu pula Tumassalangga Baraya lengap dari pandangan masyarakatnya.
Demikian
profil salah satu Raja di Kerajaan Gowa yaitu Tumassalangga Baraya (Raja Ke
II). Semoga dapat menjadi referensi tambahan bagi kita dan menambah wawasan
kesejarahan kita, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang sejarah bangsanya
di masa lampau.
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gowa
http://kisahlampau.blogspot.co.id/2012/03/raja-gowa-ii.html
Apakah ini ada bukti sejarahnya?
BalasHapusAda. Tanru Ballanga, Sudanga dan Tunisamanga yang merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Gowa.
Hapusapa itu bisa dijadikan bukti?
HapusIya bisa karena itu bukti fisik dari peninggalan Raja Tumassalangga Baraya.
Hapus